4.20.2011

Itik Gembo-gembo...


Alhamdulillah, hari ini suasana di sekolah macam biasa, cuma mental saja yang mengalami keletihan dek melayani karenah anak-anak murid. Sesungguhnya anak-anak murid di sekolah aku ini adalah tergolong dalam “kanak-kanak riang”. Tetapi kadang-kadang ada juga karenah mereka ini membuat aku hilang sabar. Walau bagaimanapun tugas mesti dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Setelah pulang ke rumah, seperti biasa aku menunaikan solat dulu, kadang-kadang aku solat zuhur dahulu di surau sekolah, baru balik. Selepas mengemas apa-apa yang di rumah, aku pun layan membelek-belek  buku. Sedang membelek-belek buku, aku terjumpa tesis/skripsi aku. Seingat aku sudah hampir 7 tahun tesis aku ini terbiar tidak dibaca. Padahal hendak menulis tesis bukan tugas yang senang. Sebab itu aku menyimpan tesis/skripsi aku ini sampai sekarang, Insya-Allah. Betullah seperti yang dikatakan oleh mereka yang bijak pandai, “kita akan menghargai sesuatu apabila sesuatu itu susah hendak kita perolehi, biasanya kita akan kurang menghargai sesuatu apabila sesuatu itu kita perolehi dengan jalan mudah”.
Seingat aku, 3 sinopsis yang aku buat ditolak oleh pembimbing. Akhirnya yang ke-4 barulah sinopsis aku itu diterima, itu pun setelah memerah otak tentang masalah apa yang ingin aku bahas. Pada waktu itu aku dapat maklumat dari pihak fakulti yang tidak membenarkan mahasiswa jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum buat tesis berdasarkan “kajian perpustakaan (library researh)” tetapi kami wajib buat tesis berdasarkan “kajian lapangan (field researh)”. Masa itulah bertambah pening kepala aku ini, kerana aku mesti buat skripsi berdasarkan kajian lapangan, yang mana aku perlu melakukan wawancara dan kaji selidik pengumpulan data dan data yang aku perolehi itu akan dikomparatifkan/perbandingan.
Setelah berfikir banyak kali dan berbincang dengan pembimbing, aku membuat keputusan untuk membahaskan masalah yang ada kaitan dengan Ilmu Falak (Ilmu  Astronomi Islam), kalau bab munakahat, politik, jenayah, kekeluargaan sudah banyak dibuat. Jadi dalam Ilmu Falak ini apa perbandingan yang aku boleh bahaskan….? Pening.
Akhirnya inilah tajuk skripsi yang pilih, STUDI PERBANDINGAN DALAM MENETAPKAN AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL ANTARA MUHAMMADIYAH DAN NAHDATUL ULAMA DI KOTA PEKANBARU DALAM PERSPEKTIF ILMU FALAK. Kota Pekanbaru ini adalah ibukota bagi Propinsi Riau, Sumatera, Indonesia. Kota Lancang Kuning, bumi bertuah sebab banyak ladang minyak petroleum.
Selepas sinopsis diterima oleh pembimbing, aku kena daftar untuk ujian pembentang sinopsis. Masa ini penguji akan menyoal bermacam-macam tentang penelitian yang akan aku buat, tertekan juga masa itu. Biasanya penguji akan menyoal, apa kepentingan penelitian dan metode penelitian/kaedah penyelidikan yang akan kita guna. Alhamdulillah, sinopsis aku diluluskan,maknanya aku sudah boleh meneruskan skripsi aku.
Bila sudah lulus ujian untuk sinopsis, sementara menunggu Munaqasyah, kenalah pula mendaftar untuk mengambil Ujian Komprehensif yang wajib diambil oleh semua mahasiswa Fakulti Syariah. Ujian komprehensif memang mencabar. Ujian ini akan menguji ilmu kita dari semester 1 sampai semester terakhir. Maknanya nak tak nak, aku kena buka dan baca semula buku-buku dari semester satu lagi. Dalam ujian ini akan diuji 3 perkara, 1. Fiqh, 2. Usul Fiqh dan Bahasa Arab. Jenuh jugalah aku hendak menghafal semua mazhab ini, terutamanya kaedah-kaedah istinbat yang digunakan oleh imam-imam mazhab termasuklah mazhab Imam ja’far dan Imam Zaid (syiah), itu belum lagi hendak menghafal Kaedah Fiqh.
Antara soalan yang aku ditanya ialah, apa kaitan antara fiqh dengan usul fiqh dan kaitannya dengan kaedah fiqh? Berpeluh jugalah aku nak menjawabnya. Lepas itu ditanya pula tentang bab ambil wuduk dan pendapat dari 4 imam mazhab. Bahasa arab aku disuruh baca “kitab gundul” iaitu kitab arab yang takde baris, siap kena tanya pasal nahu saraf pula.
Akhirnya, 2 penguji menyatakan aku lulus ujian, seorang menyatakan aku gagal. Aku gagal dalam bab usul fiqh…akhirnya lulus juga cukup-cukup makan. Alhamdulillah. Bab usul fiqh ini bagi aku antara bab yang susah.
Setelah mengalami benda-benda tadi, akhirnya dapat juga aku membentang skripsi di sidang munaqasyah.
Abstrak dari skripsi aku ini berbunyi:
“Skrpsi ini berjudul STUDI PERBANDINGAN DALAM MENETAPKAN AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL ANTARA MUHAMMADIYAH DAN NAHDATUL ULAMA DI KOTA PEKANBARU DALAM PERSPEKTIF ILMU FALAK, ditulis berdasarkan latar belakang kedua lembaga tersebut Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama merupakan organisasi masyarakat berbasis Islam yang terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama banyak melahirkan keputusan dan disosialisasikan ke tengah masyarakat.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana metode rukyah dan hisab yang dipakai oleh Muhammadiyah dan NU, apa yang menyebabkan timbulnya perbedaan dalam menetapkan awal bulan dan bagaimana padangan Ilmu Falak terhadap metode yang dipakai oleh kedua-duanya.
Penelitian ini bersifat penelitian lapangan (field researh) yang berlokasi di DPW Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama Tk. 1 Riau. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah individu serta bagian yang hubungannya dengan masalah yang diteliti. Objek penelitian adalah tentang metode penetapan awal bulan yang digunakan oleh Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama serta sebab terjadi perbedaan.
Kemudian yang menjadi sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian secara wawancara dan studi dokumentasi yang diperolehi dari individu dan bagian yang terkait seperti Majelis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Muhammadiyah dan Lajnah Falakiah Nahdhatul Ulama serta mengadakan pengumpulan data melalui studi pustaka (library research) dengan masalah yang diteliti.
Setelah melakukan penelitian, penulis dapat bahwa Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama, masing-masing menggunakan rukyat dan hisab dalam menentukan awal bulan Qamariyah khususnya Ramadhan dan Syawal. Terjadinya perbedaan adalah karena pendekatan yang digunakan oleh kedua-duanya, di mana dasar signifikan terjadinya perbedaan adalah dalam memahami nash al-Quran dan as-Sunnah secara berbeda. Muhammadiyah cenderung menggunakan pendekatan secara empirik yaitu hisab. Nahdhatul Ulama cenderung kepada rukyat seperti yang dilakukan oleh sunnah Rasulullah SAW. Dan perbedaan ini bisa tidak terjadi jika kita kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang terdapat dalam surat an-Nisa’ ayat 59, yang bermaksud: “Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada-Nya (Allah) dan Rasul (Sunnah).”
Munaqasyah skripsi :)

Sekian terima kasih.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan